Integrasi Sustainable Living dalam Perancangan Hunian Vertikal
Kata Kunci:
Hunian Vertikal, Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Sustainable Living, Perancangan Arsitektur, Rumah SusunAbstrak
Pertumbuhan populasi di Kota Banda Aceh mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan perumahan dan permukiman. Salah satu solusi yang dapat dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan lahan, tingginya harga tanah, dan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah pembangunan hunian vertikal dalam bentuk rumah susun. Hunian vertikal dinilai sebagai alternatif yang efektif bagi MBR yang belum mampu memiliki rumah layak secara mandiri. Hasil penelitian merupakan konsep rancang hunian vertikal yang menggunakan pendekatan rasional. Pendekatan ini dinilai mampu memberikan solusi desain secara sistematis dan terstruktur. Integrasi prinsip Sustainable Living dalam desain bertujuan menciptakan lingkungan hunian yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan ekonomi, pengelolaan lingkungan, serta peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan perkotaan.
Referensi
Assingkily, R., & Zahrah, A. (2023). Penerapan arsitektur hijau pada perancangan gedung serbaguna di Subulussalam. Jurnal RAUT, 13(2), 62–71.
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. (2020). Jumlah Penduduk Provinsi Aceh menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2017-2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Banda Aceh.
Faridah, M. F., Puspitasari, P., & Lahji, K. (2024). Studi literatur: Strategi penerapan konsep arsitektur hijau pada bangunan bertingkat. Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan, 2(1), 1–10.
Fitriani, H., & Cahyadini, S. (2022). Konsep co-living dalam integrasi spasial hunian vertikal dan ruang kerja. Jurnal Sains dan Seni ITS, 10(2), 55–62.
Hariyono, P. (1962). Sosiologi Kota untuk Arsitek. Jakarta : Bumi Aksara.
Harefa, A., Enia, S. P., & Ulinata. (2023). Perancangan apartemen dengan pendekatan smart building di Kelapa Gading Jakarta Utara. Jurnal KaLIBRASI: Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur, Sipil, Industri, 7(1), 15–25.
Iswara, H., & Zahrah, A. (2023). Pendekatan arsitektur berkelanjutan pada kawasan permukiman kaum dhuafa Desa Geulanggang Tengoh. Jurnal RAUT, 13(1), 47–55.
Melati, P., Pinassang, J. L., & Suwarlan, S. A. (2024). Analisis hunian vertikal dengan konsep arsitektur modular sebagai solusi keterbatasan lahan di Kota Batam. Journal of Architectural Design and Development, 5(1), 25–35.
Natalisa, A., Rahmadani, I. I., & Iskandar. (2021). Kajian ruang pada hunian vertikal untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendekatan aspek sosial dan protokol kesehatan di Jakarta. Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur, 20(1), 23–38.
Pramudito, S., Praptantya, A. L. T. W., & Nasir, D. J. (2019). Studi model rancangan hunian vertikal berdasarkan bentuk interaksi warga di bantaran sungai Winogo Yogyakarta. ARTEKS: Jurnal Teknik Arsitektur, 3(2), 149–160.
Permadi, M. B., Prabowo, W., & Hartanto, T. (2023). Vertical housing dengan konsep one stop living di Surakarta berpendekatan arsitektur biophilic. Journal of Architecture Cultural and Tourism Studies, 2(1), 10–20.
Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 108. Sekretariat Negara. Jakarta
SNI 03-7013-2004. (2004). Tata Cara Perencanaan Fasilitas Lingkungan Rumah Susun Sederhana. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Zahrah, A., & Gamal, A. (2018). Balanced housing as the implementation of the principle of inclusivity. In 2018 2nd International Conference on Smart Grid and Smart Cities (ICSGSC) (pp. 16–20). IEEE.
Zahrah, A., Rizky, S. F., & Egidia, K. (2023). Housing facilities as spatial factors for assessment of inclusivity in settlements (Case study: Gampong Keudah, Banda Aceh). Jurnal Serambi Engineering, 8(3).
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 JALUR: Journal of Architecture, Landscape & Urban Design

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.